cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa" : 7 Documents clear
PENGARUH PEMBERIAN PAKLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI Shorea spp. DI PERSEMAIAN Massofian Noor
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2009.3.1.21-32

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Samboja. Secara administrasi pemerintahan wilayah ini termasuk Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini terdiri atas 2 faktor. Faktor A adalah jenis, terdiri atas Shorea balangeran, S. laevis dan S. pauciflora. Faktor B adalah konsentrasi zat penghambat tumbuh paklobutrazol terdiri atas bO = 0 ppm, b1 = 60 ppm, b2 = 90 ppm dan b3 = 140 ppm. Satu unit terdiri atas 30 anakan dan ulangan dilakukan sebanyak 2 kali. Rancangan yang dipergunakan adalah pola faktorial 3x4x2, dalam rancangan acak lengkap. Hasil yang diperoleh, pengaruh pemberian paklobrutrazol terhadap pertumbuhan tinggi dan jenis anakan Shorea spp. berbeda nyata, dimana tinggi rataan anakan untuk keempat perlakuan dan ketiga jenis adalah berbeda, hal ini dapat dilihat dari nilai F-hitungnya yang lebih besar dibandingkan dengan F-tabel, yakni 13,358> 3,81 untuk perlakuan, dan 27,251 > 4,636 untuk jenis. Hasil uji lanjut Duncan, berdasarkan perlakuan, menunjukkan perlakuan b3= 140 ppm, paklobrutrazol menghasilkan nilai rataan tinggi yang lebih rendah, yakni sebesar 41,77 cm. Sedangkan perlakuan bO = 0 ppm (kontrol), menghasilkan nilai rataan pertumbuhan tinggi yang paling tertinggi, yakni sebesar 49,90 em. Hasil uji lanjut Duncan, berdasarkan jenis anakan Shorea spp. menunjukkan bahwa S. laevis merupakanjenis anakan yang mempunyai nilai rataan tinggi yang paling kecil, yakni sebesar 41,43 cm, kemudian S. pauciflora mempunyai nilai rataan tinggi sebesar 46,39 cm, sedangkan anakan S. balangeran mempunyai nilai rataan tinggi yang paling besar yakni 49, 57 cm. Pengaruh pemberian paklobutrazol terhadap pertambahan diameter anakan Shorea spp. berbeda nyata terhadap perlakuan danjenis anakan, dimana nilai F-hitung 9,375 > 3,81 nilai F- tabel untuk perlakuan dan nilai F-hitung 11,881 > 4,636 nilai F- tabel untukjenis. Uji lanjut Duncan berdasarkan perlakuan yang diberikan, nampak bahwa bO= 0 ppm, menghasilkan nilai rataan diameter yang paling tinggi, yakni sebesar 0,48 cm. Sedangkan perlakuan b3= 140 ppm, paklobutrazol menghasilkan nilai rataan diameter yang paling kecil, yakni sebesar 0,43 cm. Uji lanjut berdasarkan jenis anakan Shorea spp., jenis S. pauciflora menghasilkan nilai rataan diameter yang paling kecil, yakni sebesar 0,42 cm. Kemudian S. balangeran menghasilkan nilai rataan diameter sebesar 0,44 cm dan jenis S. laevis menghasilkan nilai rataan diameter yang terbesar, yakni 0,46 cm. Pengaruh pemberian paklobutrazol terhadap persen hidup, dari hasil analisis varian memberikan hasil yang sama atau tidak berbeda nyata, baik dari faktor jenis anakan Shorea spp. perlakuan atau ulangan. Pengaruh perlakuan paklobutrazol terhadap anakan Shorea spp. dapat mempengaruhi biomas tanaman tersebut.
KOMPONEN KIMIA KAYU MERANTI KUNING (Shorea macrobalanos) Supartini Supartini
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2009.3.1.43-50

Abstract

Penelitian kimia kayu Shorea macrobalanos P. S. Ashton dilakukan dengan pengambilan sampel di areal HPH PT BFI (Balikpapan Forest Industries), Sotek, Kabupaten Penajam Paser Utara. Pengujian dilaksanakan di laboratorium kimia kayu Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda dengan menggunakan standar TAPPI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen kimia pada kayu S. macrobalanos. Komponen kimia kayu yang diamati meliputi persentase kandungan holoselulosa, selulosa, hemiselulosa, lignin, zat ekstraktif (yang larnt dalam air dingin, air panas, NaOH I% dan alkohol benzena) dan abu pada berbagai tingkat ketinggian batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan holoselulosa pada kayu ini adalah 77,34%, selulosa 63,97% (termasuk kategori tinggi), hemiselulosa 13,37%, lignin 29,39% (termasuk persentase kategori sedang), zat ekstraktif yang larnt dalam air dingin 6,26%, air panas 8,11 %, NaOH 1% (17,58%) dan alkohol benzena 12,12% (termasuk kategori tinggi) dan abu 0,85% (tetmasuk kategori sedang).
KONDISI TEGAKAN MERANTI MERAH (Shorea Parvifolia Dyer) UMUR 13 TAHUN PADA HUTAN BEKAS TERBAKAR DI SAMBOJA, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR Ayi Suyana; Abdurachman Abdurachman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2009.3.1.33-42

Abstract

Kegiatan merehabilitasi hutan bekas terbakar baik ringan, sedang maupun berat pada suatu tempat perlu dilakukan dengan melakukan usaha penanaman dengan berbagai jenis tanaman terutama jenis asli setempat. Penelitian ini dilaksanakan pada areal hutan bekas terbakar berat. Tujuan dari penelitian ini adalab untuk mengetahui kondisi tegakan meranti merah (Shorea parvifolia Dyer) yang ditanam pada areal bekas terbakar berat pada umur 13 tahun. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa struktur tegakan memiliki bentuk genta atau kurva normal. Nilai rataan riap pertahun sebesar 1,22 cm untuk diameter dan 1,24 m untuk tinggi. Pohon dapat dikatakan cukup ramping dengan rataan nisbah tinggi dengan diameter sebesar 107,96.
METODE ALTERNATIF PENYIMPANAN BENIH DAMAR MATA KUCING (Shorea javanica K.&V.) Indra Gumay Febryano; Melya Riniarti
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2009.3.1.1-8

Abstract

S. javanica K.&V. merupakan komoditi kehutanan penting penghasil damar yang berasal dari Krui, Lampung Barat. Sampai saat ini diketahui bahwa tegakan tanaman ini yang terbesar dan terluas terdapat di daerah tersebut. Namun, penggembangan lebih lanjut tanaman ini tidaklah mudah karena musim berbuahnya yang tidak teratur dan sifat bijinya yang rekalsitran. Biji rekalsitran bersifat mudah rusak dan tidak tahan lama bila disimpan. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu usaha agar umur benih tanaman S. javanica dapat diperpanjang. Penggunaan media simpan merupakan salah satu cara untuk memperpanjang umur benih. Serbuk gergaji dan abu gosok merupakanjenis media simpan yang telah cukup banyak diujicobakan pada beberapa jenis Dipterocarpaceae. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan tiga jenis media simpan (tanpa media simpan, serbuk gergaji dan abu gosok) dengan tiga waktu simpan (4 minggu, 6 minggu dan 8 minggu). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa abu gosok merupakan media simpan yang paling mampu menjaga kadar air benih, dan lama penyimpanan yang terbaik adalah tidak lebih dari empat minggu.
SIMBION JAMUR EKTOMIKORIZA PADA ANAKAN Shorea spp. DI RUMAH KACA PADA UMUR 7 BULAN Massofian Noor
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2009.3.1.63-72

Abstract

Penelitian peranan jamur ektomikoriza terhadap anakan Shorea spp. pada umur 7 bulan dilaksanakan di Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Samboja Km 38 Sei. Merdeka Kalimantan Timur. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dari bulan April hingga Desember 2007, yang meliputi pengumpulan data utama dan penunjang. Penelitian ini terdiri atas 2 faktor. Faktor A adalah jenis, yakni Shorea leprosula, S. parvifolia, S. pauciflora, S. seminis dan S. johorensis. Faktor B adalah media sapih,yakni media top soil dan media sub soil. Satu unit terdiri atas 30 anakan, diulang sebanyak 3 kali. Dengan demikian jumlah anakan yang diperlukan adalah 5 x 2 x 30 x 3 = 900 anakan. Metode penelitian yang dipergunakan untuk menghitung persentase akar bermikoriza adalah "grid line method" menurut Giovanetti dan Mosse (1980). Untuk identifikasi mikoriza mempergunakan metode Ingleby et al. (1990). Parameter yang diukur adalah akar terpendek, akar terpanjang, persentase akar yang bermikoriza dan tidak bermikoriza serta jenis mikoriza pada anakan Shorea spp. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: terdapatnya akar yang bermikoriza pada media top soil sebesar62,15% dan 37,85% akar tidak bermikoriza. Jenis mikoriza yang diperoleh sebanyak 2 jenis, yaitu Thelephora terrestris dan lnocybe sp. Anakan Shorea spp. pada media sub soil diperoleh rataan akar bermikoriza sebesar 60% dan 40% akar tidak bermikoriza. Jenis mikoriza yang diperoleh 1 jenis, yaitu Thelephora terrestris.
KERAGAMAN JENIS DIPTEROKARPA DI KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR Amiril Saridan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2009.3.1.9-20

Abstract

Hutan di Kalimantan lebih dikenal dengan nama hutan campuran Dipterocarpaceae dataran rendah, sebab pada hutan ini penyebaran dan potensi jenis Dipterocarpaceae sangat dominan dibandingkan jenis pohon dari suku lainnya. Banyaknya jenis yang terdapat dalam suku Dipterocarpaceae sangat menyulitkan dalam identifIkasi, khususnya untuk tingkat jenis. Dari ciri vegetatif, beberapa jenis bahkan cenderung sangat sulit dibedakan antara satu dengan yang lainnya. Data vegetatif berperan penting dalam identifIkasi jenis mengingat banyak sekali kegiatan yang berkaitan dengan inventarisasi hutan atau pemberian nama pohon dalam hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman Dipterocarpaceae di Kabupaten Berau. Penelitian dilaksanakan melalui eksplorasi  dan identifikasi dengan mengumpulkan selengkap-lengkapnya spesimen herbarium dari jenis yang termasuk dalam suku Dipterocarpaceae. Dengan cara tersebut diharapkan dapat diperoleh jumlah jenis yang sebanyak-banyaknya. Informasi yang diperoleh merupakan sumber informasi penting dalam pengelolaan kawasan untuk rnewujudkan kelestarian hutan dimasa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwajenis Dipterocarpaceae yang terdapat di Kabupaten Berau mempunyai jumlah jenis Dipterocarpaceae yang tinggi yaitu 99 jenis. Total seluruh jenis yang ada di wilayah Kalimantan (termasuk Brunei, Sarawak dan Sabah) sebanyak 267 jenis yang berarti sekitar 37% jenis tersebut di temukan di Kabupaten Berau.
PEMANGSA BIJI DIPTEROCARPACEAE Ngatiman Ngatiman; Adi Susilo
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2009.3.1.51-62

Abstract

Penelitian bama biji Dipterocarpaceae dilakukan di butan Penelitian Wanariset Samboja. Dari inventarisasi pohon dewasa diperoleh sembilan spesies yang sedang berbuah dan diteliti hama yang merusak biji. Di bawah tajuk dari sembilan spesies dipasang sejumlah perangkap biji. Biji Shorea pauciflora King, S leprosula Miq., S faguetiana Heirn, S parvifolia Dyer, Dipterocarpus cornutus Dyer, S. johorensis Foxw., S. smithiana Sym., S. ovalis Blume dan Cotylelobium sp. di kumpulkan dan diteliti serangga perusaknya. Persentase kerusakan biji akibat serangan perusak biji serangga adalab sebagai berikut: S. smithiana Sym. (6,83%), S. pauciflora King (0,08%), S. leprosula Miq. (12,30%), S. parvifolia Dyer (3,60%) dan S. faguetiana Heim (0,75%). Untuk S. johorensis, D. cornutus dan Cotylelobium sp. tidak ditemukan serangan dati serangga perusak biji. Kerusakan biji pra-pencar (predispersal) disebabkan oleb Nanophyes sp. dan Alcidodes sp. Berdasarkan type kerusakan di duga tupai memiliki andil dalam perusakan biji pra-pencar. Babi butan (Sus barbatus) teramati sebagai perusak biji pasea-penear di lantai hutan (post-dispersal seed predation).

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2009 2009


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue